Tak Sekadar Kota Seribu Kapel, Semana Santa di Larantuka Simpan Ritual 500 Tahun yang Bikin Hati Takjub

DAILYKLIK.ID, Flores Timur – Di balik julukan “Kota Seribu Kapel”, Larantuka menyimpan satu tradisi yang tak lekang dimakan zaman—Semana Santa, pekan suci umat Katolik yang sudah berlangsung selama lebih dari lima abad.
Setiap tahun, kota kecil di ujung timur Pulau Flores ini menjadi saksi ziarah ribuan peziarah dari berbagai penjuru, bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi karena kekuatan spiritual dan budaya yang hidup dalam setiap ritualnya.
Segalanya bermula pada tahun 1510, ketika patung Tuan Ma, yang kemudian diyakini sebagai Bunda Maria, ditemukan terdampar di Pantai Larantuka. Sejak saat itu, Larantuka menjelma menjadi pusat devosi umat Katolik yang unik di Indonesia, dengan ritus-ritus penuh kekhusyukan bernuansa Portugis yang hanya bisa ditemukan di kota ini.
Semana Santa di Larantuka dimulai dari Minggu Palma, dilanjutkan Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung (Sesta Vera), Sabtu Santo, dan berpuncak pada Minggu Alleluya. Setiap harinya, umat terlibat dalam prosesi, devosi, dan perenungan yang mendalam—bukan hanya ritual, tapi sebuah perjalanan iman.
Minggu Palma diawali dengan prosesi keliling Katedral Reinha Rosari, mengenang saat Yesus memasuki Yerusalem. Lalu di Rabu Trewa, lantunan ratapan Nabi Yeremia bergema dalam suasana malam yang khidmat, dipandu Confreria, lembaga keagamaan pewaris tradisi Katolik Portugis yang terus dijaga turun-temurun oleh warga Larantuka.
Komentar