Pemimpin Wong Cilik, Megawati dan Jokowi Jangan Dibenturkan

Pemimpin Wong Cilik, Megawati dan Jokowi Jangan Dibenturkan
Oleh : Bung Amas Mahmud
JANGAN pisahkan Presiden Joko Widodo dengan Megawati Soekranoputri. Keduanya aset bangsa ini. Menyikapi polemik "Megawati diduga lecehkan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia", saya setuju dengan pernyataan relawan Jokowi, yakni Benny Rhamdani, Ketua Umum Barikade 98, yang juga Kepala BP2MI.
Bahwa tidak mungkin rasanya seorang Ibu Mega, tokoh besar, pemimpin partai politik besar lalu sengaja merendahkan, menghina Pak Jokowi. Dia tidak melihat ada kepentingan itu. Jika dilakukan untuk kepentingan tersebut, tentu tidak elok, tidak pantas. Benny mendudukan pernyataan tersebut secara fair. Benny mengatakan pidato Megawati adalah diacara internal PDI Perjuangan.
Pidato Megawati disebut Benny secara keseluruhan diapresiasi banyak pihak. Benny memaklumi, karena style Megati tidak menghina atau tidak melakukan pelecehan terhadap Pak Jokowi. Bahkan lebih lanjut, Benny menyebut publik mengetahui saat Pilpres 2004 Megawati dan Hamzah Haz, dicalonkan Presiden, tapi tidak menang.
Mega-Prabowo juga dicalonkan pada tahun 2009, tapi tidak menang. Berbeda dengan situasi dan keterpilihan Jokowi berikutnya 2 periode terpilih, diusung PDI Perjuangan dinilai memiliki rekam jejak sebagai orang baik. Sebagai sosok yang merakyat. Itu dicatat dalam sejarah besar bangsa Indonesia. Menurut Benny ada faktor parpol, serta ada faktor Jokowi.
Baca juga
Tidak Ada Pemekaran Daerah Hingga Akhir 2024
Pidato politik Megawati di acara HUT PDI Perjuangan ke-50, menuai multi tafsir. Ada spekulasi dan asumsi yang menyebutkan PDI Perjuangan tengah menekan Jokowi untuk melakukan reshuffle Kabinet, mengganti Menteri dari Nasdem. Beberapa penggalan yang disoroti ialah ‘’Pak Jokowi itu mentang-mentang, Pak Jokowi kalau ngga ada PDI Perjuangan aduh kasihan deh’’.
Kalau ditelisik, dielaborasi kekuatan politik Jokowi dan Megawati atau PDI Perjuangan saling menguatkan. Saling menguntungkan secara elektoral. Dimana ketertarikan publik, pemilih untuk menjadikan Jokowi sebagai Presiden selama 2 periode, bukan tungga kekuatan PDI Perjuangan.
Komentar