Pilpres 2024
Pasangan Ganjar-Mahfud Siapkan Program ‘Punya Rumah Semudah Punya Motor’
JAKARTA – Pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengusung program 10 juta hunian impian 'Punya Rumah Semudah Punya Motor’.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Haris Pertama melalui keterangan persnya, Senin 15 Januari 2024, mengatakan program ini nantinya akan memfasilitasi pembangunan hunian baru atau renovasi seperti rumah sederhana, rusunami, rusunawa, disertai ketersediaan lahan yang strategis dan terjangkau dari pusat perekonomian serta transportasi umum.
"Langkah implementasi yang akan dilakukan Pak Ganjar- Mahfud MD adalah menyediakan fasilitas untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh dan anak muda dengan skema pembiayaan yang mudah dan murah, di antaranya dengan bantuan uang muka; perbaikan tata kelola hunian disertai ketersediaan lahan yang terjangkau, strategis dan terintegrasi dengan pusat perekonomian dan transportasi umum," ungkap Haris Pertama.
Dia pun menjelaskan, bahwa program 'Punya Rumah Semudah Punya Motor’ ini untuk menjawab rasa kekhawatiran terhadap warga yang tidak sanggup memiliki tempat tinggal, terutama bagi keluarga dan hari tua bagi para milenial yang sudah mulai membangun keluarga termasuk pekerja sektor informal.
BACA JUGA
KADIN Puji Visi Misi Ganjar-Mahfud: Prospek Ekonomi Indonesia Kedepan Akan Sangat Baik
Ikhtiar Capres Ganjar Pranowo untuk Pesantren: Guru Ngaji Dapat Gaji
Sebagian besar, lanjut Haris menyebutkan, mereka tersandung urusan syarat administrasi dan kesulitan membayar DP. Apalagi saat ini, ada sekitar 15,9 juta keluarga yang belum mempunyai tempat tinggal layak huni. Dan angka ini terus bertambah setiap tahunnya bila masalah backlog hunian tidak terselesaikan.
"Menangkap aspirasi dan keresahan ini, itu sebabnya Pak Ganjar-Prof Mahfud MD hadir dengan program ‘Punya Rumah Semudah Punya Motor’ dengan target membangun 10 juta hunian baru, yang tidak hanya layak huni dan berlokasi strategis, tapi juga terjangkau khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal, buruh, dan kaum millennial," jelas Haris.
Komentar