Sekilas Info

BMA, Luka Lama Investasi Bodong di Sumut: Dermawan Kembali Berulah Lewat Modus Baru

Ilustrasi: investasi bodong

Oleh: Simon Douglas Hutagalung, SH, Advokat dan Pemerhati Sosial

JAUH SEBELUM REFORMASI 1998, masyarakat Sumatera Utara pernah diguncang oleh skandal investasi bodong berskema cepat untung tinggi bernama BMA. Dengan janji manis keuntungan hampir 80 persen dalam 28 hari kerja, BMA sempat menyihir banyak warga untuk menyerahkan uang mereka, berharap cuan fantastis dalam waktu singkat.

Awalnya, masyarakat sempat skeptis. Namun, setelah beberapa pencairan awal berhasil dilakukan, kepercayaan mulai tumbuh. Promosi dari agen-agen BMA menyebar luas, membuat warga dari berbagai penjuru Sumut antre menyerahkan dana ke kantor perusahaan yang berlokasi di Kompleks Tomang Elok, Medan Sunggal.

Namun, euforia itu tak berlangsung lama. Di tengah gelombang kepercayaan publik, kantor BMA tiba-tiba tutup. Dana masyarakat tak kunjung dicairkan. Para pemilik dan agen perusahaan raib tanpa jejak, membawa kabur ratusan miliar rupiah dana warga yang sebagian besar berasal dari hasil jual rumah, kebun, dan harta lainnya.

Upaya pelacakan dilakukan. Terendus, pemilik BMA kabur ke negara tetangga, sementara sejumlah agen sembunyi di Jakarta. Salah satu agen BMA, kita sebut saja: Dermawan (nama samaran), kembali terdeteksi di Medan pada tahun 2002.

Namun alih-alih bertobat, Dermawan justru membuka usaha baru berupa SPA. Dugaan kuat muncul bahwa bisnis ini dijadikan kedok praktik perdagangan orang dan penggelapan pajak sejak 2010. Ia tak sendiri. Aksi ini diduga melibatkan tiga nama lain: Musansah, Eri, dan Nila (juga nama samaran).

Selanjutnya 1 2
Penulis: Simon Douglas
Editor: Dedy Hu
Photographer: Ilustrasi

Baca Juga