Yhodhisman Soratha: Partai Miskin Visi-Misi, Stop Gimmick Politik
Jakarta - Menutup perjalanan 2021, kita masih melihat politik Indonesia didominasi serangkaian gimik yang ditampilkan para politisi, termasuk mereka yang digadang-gadang menjadi bakal kandidat kuat di Pilpres 2024. Seharusnya mereka sudah harus menyuguhkan gagasan.
“Political gimmicks ini demikian mendominasi dan merefleksikan bahwa para politisi dan partai politik memang miskin visi-misi, tak memiliki konsep yang jelas dan solid tentang mau dibawa ke mana Indonesia,” kata Ketua Perkumpulan Indonesia Muda (PIM), Yhodhisman Soratha, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (3/1/2022).
Gimik-gimik itu misalnya, lanjut Yhodhisman menyebutkan, marah-marah saat melihat ketidakbecusan anak buah, mengunjungi salah seorang warga yang tertimpa musibah dan sedang disorot media, makan mie ayam gerobak pinggir jalan, menanam padi di tengah guyuran hujan.
Atau bahkan menangis ketika terbongkar skandal asusila seolah-olah bahwa kejadian tersebut merupakan kekhilafan sesaat.
Baca juga: Intelektual: Tradisional dan Organik?
“Tentu saja kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu. Tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapapun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif,” ujar Yodhisman yang akrab disapa Odis.
Lanjut, Odis menerangkan bahwa PIM berpendapat, kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara-bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan.
“Di sisi lain, para aktor politik tak kunjung memperlihatkan kecakapan teknokratis dalam menjawab persoalan rakyat, terutama ketika pandemi COVID-19 belum juga menunjukkan bakal segera berakhir,” terangnya.
Menurut Odis, pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.
“Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimik-gimik tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak, dengan politik. Para politisi bisa mengembalikan kepercayaan publik jika mulai bicara substansi,” kritik Ketua PIM.
Komentar