Pejabat Transformasional dan Pejabat Transaksional
Oleh: Dr Albertus Patty
Saya salut karena konflik Israel-Palestina telah menunjukkan betapa banyak pemimpin politik kita, dari tingkat Bupati, Gubernur bahkan sampai tingkat tertinggi, memiliki solidaritas kemanusiaan yang luar biasa. Mereka terrpanggil menolong rakyat Palestina. Mantap!
Di tingkat daerah, banyak pemimpin mengeluarkan kebijakan mengumpulkan uang sumbangan bagi Palestina. Sangat keren..!
Inisiatif membangun solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Palestina ini sangat gencar dilakukan.
Ironisnya, pada saat bersamaan solidaritas kemanusiaan bagi puluhan juta rakyatnya sendiri, terutama yang sedang sekarat oleh krisis ekonomi efek dari pandemi Covid-19, sangat minim.
Malah minus! Tidak pernah terdengar inisiatif menggalang solidaritas kemanusiaan bagi rakyat. Yang terjadi malah sebaliknya, kohesi sosial rakyat justru dihancurkan dengan isu-isu primordialis dan sektarian.
Yang kita dengar bukan inisiatif pejabat untuk aksi solidaritas kemanusiaan bagi bangsa sendiri, tetapi pejabat yang ditangkap karena korupsi bantuan dana sosial atau pejabat yang bermewah-mewah dengan mobil baru dan rumah mewahnya.
Yang terdengar bukan pejabat yang datang untuk melayani rakyat, tetapi pejabat yang sibuk 'berkampanye' guna meraup suara rakyat. Yang terdengar bukan pejabat yang berbicara dan beraksi untuk rakyat, tetapi pejabat yang ingin rakyat berbicara dan beraksi untuknya.
Apa yang dilakukan oleh para pejabat dan petinggi negara ini mengingat saya pada William Liddle, ilmuwan politik asal Ohio State University. Liddle membagi kepemimpinan di Indonesia dalam 2 tipe.
Komentar