Pabrik Pengeringan Pinang Milik WNA di Langkat Diserang Puluhan OTK

Sri Wahyuni istri Dedi Syahputa menyebutkan, bahwa selama dalam dalam situasi yang menegangkan itu, gerak gerik mereka terus diawasi para pelaku.

"Kami sempat buat video. Tapi kami dipepet terus sama mereka dan mereka tahu lalu menyuruh kami hapus video dan letakan HP. Dedi juga sempat buat video sama, tapi juga disuruh hapus. Yang hapus mereka. Mereka berlarian kesana kemari dan seluruh pabrik ditelusuri pakaian kami pun dibuang," ujar Sri Wahyuni.

Intimidasi pun terus berlanjut. Bahkan saat Dedy Syahputra, Sri Wahyuni, Supriadi dan Sudarto yang hendak melapor ke Polsek terdekat, mereka merasa diikuti dan terus menerus diperhatikan OTK, dan merasa terancam sehingga tidak berani melapor ke Kantor Polsek Selesai.

"Karena takut akan dibunuh untuk tutup mulut. Dikarenakan hanya mereka saksi hidup pengrusakan CCTV dan penerjangan. Mereka juga sempat melihat OTK merupakan orang yang mengantar surat Somasi dari Direktur Utama yang baru dua hari sebelum penyerangan dilakukan," ungkap Sri Wahyuni.

Kabar terakhir sebelum berita ini ditayangkan, puluhan OTK pelaku penyerangan masih menguasai pabrik tersebut.

Sementara itu, Kapolsek Selesai AKP Joko Lelono yang dikonfirmasi wartawan setelah peristiwa pada Sabtu malam, mengaku dirinya bersama Personil sudah turun ke TKP.

Namun, Joko Lelono serta anggotanya mengaku tidak menemukan adanya kejadian di lokasi dan memilih meninggalkan lokasi itu.

Saat disinggung wartawan bahwa para pelaku tengah berada di dalam pabrik, AKP Joko Lelono mengaku bahwa ia hanya melihat sekitar luar pabrik dan tidak melakukan pengecekan dengan alasan pintu gerbang terkunci dari dalam.

Ketika disinggung soal pengakuan penjaga pabrik bahwa pihaknya tidak diterima untuk membuat laporan, Kapolsek Selesai itu pun membantah.

"Harusnya kalau mereka mau buat laporan pengrusakan, harus ada surat kuasa dari pihak pemililk pabrik sebagai pihak yang dirugikan," ujar Joko berkilah.

Ditanggapi Bareskrim Polri