United Nations Indonesia Apresiasi Imunisasi Anak Nasional dan Kerukunan Etnis di Medan
Medan - Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2023, sehingga diperlukan strategi dan upaya dalam pencapaian eliminasi penyakit campak dan rubella.
Indonesia juga diharapkan dapat mempertahankan status bebas polio dan berkontribusi dalam mewujudkan Dunia Bebas Polio pada tahun 2026.
Namun, beberapa tahun terakhir, terutama selama masa pandemi Covid-19 pelaksanaan program imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal sehingga terjadi penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan.
Akibatnya, akumulasi anak-anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I), dan telah mulai timbul beberapa KLB Campak, Rubela dan Difteri di berbagai daerah di Indonesia termasuk Sumatera Utara.
Sehingga dibutuhkan upaya kolaboratif terintegrasi untuk menutup kesenjangan imunitas di masyarakat secara bersamaan tinggi dan merata di seluruh wilayah Sumatera Utara melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
BIAN sendiri terdiri dari dua kegiatan, antara lain Pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela: pemberian satu dosis campak-rubela tanpa memandang status imunisasi sebelumnya pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun dengan jumlah sasaran 3.900.139 anak di Sumatera Utara.
Sedangkan kegiatan yang kedua, pelaksanaan Imunisasi Kejar (catch-up) melalui pemberian satu atau lebih jenis imunisasi dasar dan lanjutan pada anak usia 12 bulan – 59 bulan yang belum/tidak lengkap imunisasi IPV, OPV dan DPT-HB-Hib.
Komentar