Maling Data, Pedulikah Kita?
Oleh Finley Eiwan Franklin Zaluchu*)
KEMAJUAN teknologi dewasa ini menjadi sesuatu yang sangat luar biasa, sampai-sampai kita berkomunikasi dengan orang lain tanpa perlu bertatap muka lagi. Kita dapat mencari informasi dengan begitu mudah melalui beragam jenis website yang ada hanya dalam hitungan detik, serta kita dapat melaksanakan pembelajaran dengan akses tanpa batas, mudah, karena dukungan internet dan AI (artificial intelegent) yang saat ini sedang naik daun.
Namun untuk bisa berselancar dalam lautan teknologi ini, ada satu hal yang sangat penting kita perhatikan: data. Data merupakan elemen penting yang memungkinkan kita mengakses teknologi. Kita mencari apa, kita memberikan data kepada mesin pencari. Kita menggunakan website tertentu, kita menggunakan data untuk berselancar di dalamnya.
Dan melalui data-data tersebut, seluruh aplikasi dan website akan menyesuaikan personalisasi kita, termasuk mendeteksi apa yang sering kita lakukan, mengetahui apa yang sering kita cari dan sebagainya. Data-data tersebut akan tersimpan dalam aplikasi sewaktu kita melakukan tindakan login dalam aplikasi.
Belakangan ini kita mengetahui berita yang menunjukkan betapa rentannya sistem pengolahan dan keamanan data di Indonesia. Kominfo misalnya mengalami ‘kebobolan’ data. Melansir dari menpan.go.id, pada tahun 2023, terdapat kebocoran 34 juta data paspor warga Indonesia.
Berita baru-baru ini pada Juli 2024 adanya serangan hacker pada pusat data Indonesia yang dikelola oleh pemerintah. Pusat Data Nasional, diserang oleh hacker dan berhasil membobol sistem yang ada. Tidak main-main, hacker tersebut meminta pemerintah membayar 131 miliar Rupiah agar data-data yang diambil oleh hacker dilepas.
Komentar