Alor Sepekan, Nasib Ijasah 47 Murid SDN Pailelang dan Peran Tokoh Masyarakat

Alor – Awal pekan ini, publik Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) di hebohkan dengan adanya peristiwa penutupan pintu Ruang Kantor SD Negeri Pailelang, Kecamatan Alor Barat Daya (Abad).
Peristiwa kelam bagi dunia pendidikan di Alor, yang terjadi pada Selasa (11/1/2022) pagi itu spontan mengejutkan warga di bumi Nusa Kenari. Pasalnya aksi yang dilakukan sekiranya 47 orang tua wali murid SD Negeri Pailelang itu bukan tanpa alasan.
Aksi penutupan ruang Kantor SD Negeri Pailelang ini sebagai luapan kekesalan para orang tua siswa yang belum menerima Ijasah anak-anak mereka yang sudah tiga tahun tamat sekolah. Namun pihak sekolah tidak juga menyerahkan ijasahnya.
Baca juga: Usai Adukan Bupati Alor ke Bareskrim Polri, Anggrek-Djobo Kini Berdamai
Baca juga: Jembatan Antar Kecamatan di Alor Terputus, BMKG NTT Keluarkan Peringatan Dini
“Kami orang tua murid sudah merasa kesal dengan janji-janji,” ujar salah satu orang tua alumni SD Negeri Paillelang yang ditemui wartawan dailyklik, Rabu (12/1/2022).
Salah seorang tua wali murid Soleman Atakari menyebut kejadian ini sudah diketahui pihak Dinas Pendidikan Kabupaten, termasuk Kepala SD Negeri Pailelang saat ini Lince Afliana Alukoly mengancam akan melaporkan peristiwa tersebut ke Polisi.
“Kami orang tua murid tidak akan mundur walaupun tadi di persoalkan kepala SDN Pailelang Lince Alukoly hingga mau di laporkan ke pihak berwajib ‘kenapa palang ini pintu (kantor SDN Pailelang)” sebut Atakari bersama 14 orangtua wali murid yang disaksikan Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Alor.
Aksi penutupan ruang kantor SD tersebut berlangsung selama satu hari. Pada hari berikutnya, Kamis (13/1/2022), pintu Ruang Kantor kembali dibuka setelah adanya kesepakatan antara pihak Dinas Pendidikan Alor bersama perwakilan orang tua wali murid.
Para wali murid mendesak Dinas Pendidikan agar Ijasah anak-anak mereka harus ditanda tangani oleh Zet Kolly guna menghindari persoalan hukum terhadap Ijasah anak-anak mereka.
“Kami tidak akan mundur apabila ijazah anak kami tidak di tanda tangani kepala sekolah Zet Kolly karena itu yang kami minta, karena ke depan kami tidak mau ijazah anak-anak kami di permasalahkan,” ujar Soleman Atakari.
Komentar