Sekilas Info

Aktivis 98 Dukung Ahok Bongkar Kontrak Bermasalah di BUMN

Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 Sahat Simatupang
Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 Sahat Simatupang

Arya pun kemudian meminta Ahok sebagai Komut PT Pertamina (Persero) itu, untuk tidak bertindak selayaknya Dirut."

Jangan sampai Pak Ahok ini di Pertamina jadi komisaris berasa Direktur begitu. Komut rasa Dirut tuh. Jangan. Harus tahu batasan-batasannya," tegasnya.

Namun begitu, dukungan untuk Ahok pun mengalir dari sejumlah pihak. Kali ini kalangan Aktivis 98 pun angkat bicara.

Ketua Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98 Sahat Simatupang menilai, pernyataan Ahok di akun Youtube-nya sebagai bentuk kontrol sosialnya terhadap BUMN termasuk di tempatnya saat ini Ahok mengabdi yakni di PT Pertamina (Persero).

Sahat justru mencurigai, Menteri BUMN Erick Thohir sedang gelisah menghadapi manuver Ahok yang membongkar sejumlah kontrak bermasalah di BUMN.

"Jadi kami melihatnya sederhana saja. Ahok ingin mengungkap ke publik ada sejumlah kontrak BUMN yang bermasalah. Seharusnya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN meminta data Ahok, bukan malah menyuruh anak buahnya (Arya Sinulingga) untuk membatasi kejujuran dan niat baik Ahok dengan mengingatkan status Ahok saat ini sebagai Komut. Apalagi sampai menyindir Komut rasa Dirut." kata Sahat Simatupang, Senin (29/11/2021).

Masih menurut Sahat, bukan kali ini saja niat baik Ahok disampaikannya ke publik. Saat meminta audit dua kontrak LNG Pertamina, sebut Sahat, Ahok juga membukanya ke publik.

"Apakah pernyataan Ahok itu disambut Kementerian BUMN secara positif ketika itu ? Ahok juga mengusulkan agar dewan komisaris dan direksi PT Pertamina (Persero) tak lagi mendapat fasilitas kartu kredit dengan nilai super jumbo. Itu kan hal positif yang mestinya disambut positif oleh Erick Thohir. Jangan malah menyuruh anak buahnya memojokkan Ahok." ujar Sahat.

Selain itu, aktivis 98, sambung Sahat mencium aroma tak sedap dibalik mundurnya Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia Listiarini Dewajanti soal dugaan kerugian PT Rekayasa Industri (BUMN) hampir Rp2 triliun.

"Ahok juga kemungkinan besar tahu siapa dibelakang semua ini," tutur Sahat.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Dwinanto/Dev
Editor: Redaksi

Baca Juga