Raim Laode, Meniti Kesuksesan dari Kampung dengan Lagu Romantis “Komang”

Raim Laode, seorang komika asal Buton, yang sangat kental kritik sosialnya tentang bagaimana orang Jakarta memandang orang Timur.

Di blantika musik tanah air, nama Raim, jelas musisi pendatang baru. Namun, belakangan ini, namanya telah mencuri perhatian banyak orang, berkat karyanya yang menakjubkan, sebuah lagu romantis yang berjudul "Komang."

Yang membuat prestasinya lebih luar biasa adalah kenyataan bahwa Raim Laode bukanlah lulusan sekolah musik dan dia mengembangkan keterampilan bermusiknya secara otodidak.

Bisa Anda bayangkan, Raim Laode, lahir dan dibesarkan di lingkungan pedesaan Buton, yang kental dengan suasa laut, tentu bukan latar belakang yang lazim bagi seorang musisi. Meskipun begitu, hasratnya terhadap musik sudah muncul sejak usia dini. Ia memulai perjalanan musikalnya dengan alat musik sederhana, yaitu bermain gitar.

Baca juga: Perjuangan Seorang Budak untuk Jadi Jenderal Terhebat dalam Film Kingdom

Kecintaan Raim terhadap musik mengantarnya pada sebuah perjalanan yang unik. Ia belajar memainkan gitar dan menyusun lagu-lagu sendiri tanpa bimbingan formal. Kemampuannya untuk merangkai melodi dan lirik lagu dengan begitu indah menjadi ciri khasnya. "Komang," yang dikenal luas sebagai karyanya yang paling terkenal, adalah bukti nyata dari bakat luar biasanya dalam menciptakan musik.

"Komang" bukan sekadar lagu biasa. Itu adalah kisah cinta dirinya terhadap istrinya, gadis Bali. Rasa cita itu mengalir dalam melodi yang merdu. Raim Laode mampu menggambarkan perasaan cinta yang tulus lewat kata-kata sederhana namun mendalam. Tak pelak, lagu ini dengan cepat meraih popularitas di kalangan pendengar musik Indonesia, dan disuruh di banyak platform daring, dinyanyikan di panggung Indonesia Idol, dan menjadi trending topik di banyak media sosial.

Berkat lagu romantis itu pula, ia banyak diundang untuk manggung di mana-mana, bercerita di berbagai podcast dan menjadi bahan pembicaraan khalayak.

Keberhasilan Raim Laode membuktikan bahwa bakat sejati tidak terbatas oleh latar belakang pendidikan formal. Ia adalah contoh nyata dari seseorang yang menggali potensinya secara otodidak dan melampaui batasan-batasan yang mungkin ada. Keberanian dan ketekunan Raim dalam mengejar mimpinya menginspirasi banyak orang untuk tidak pernah berhenti bermimpi.

Baca juga: Menyelami Keindahan Musik Batak Bersama Niesya Harahap dari Grup Musik Mataniari

Namun, prestasi Raim Laode juga menyoroti pentingnya mendukung bakat-bakat lokal yang mungkin tersembunyi di pelosok-pelosok negeri ini. Dengan perhatian yang lebih besar terhadap seniman-seniman seperti Raim, kita dapat membuka pintu bagi lebih banyak kreativitas dan keberagaman dalam industri musik Indonesia.

Musik adalah bahasa Universal