Sekilas Info

Ini Dampak Rencana Kenaikan Harga Pertalite

Sejumlah kendaraan sedang melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU.

Menko Luhut mencatat, saat ini, harga minyak mentah dunia telah menembus level USD 100 per barel. Sedangkan, dalam asumsi alokasi APBN harga minyak dipatok USD 63 per barel. "Kan angkanya sudah luar biasa," tekannya.

Menko Luhut menyebut, kenaikan komoditas minyak mentah dunia sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain dengan peningkatan permintaan akibat pemulihan ekonomi global hingga perang antara Rusia dan Ukraina. "Sekarang sunflower tidak bisa impor atau ekspor dari Ukraina karena perang," ungkapnya.

Untuk itu, dia menyatakan kenaikkan harga BBM jenis Pertamax sudah harus dilakukan pada 1 April 2022. Hal ini demi menyelamatkan keuangan Pertamina imbas mahalnya harga minyak mentah dunia. "Kalau di tahan terus nanti akan jebol (keuangan) Pertamina. Jadi, terpaksa harus kita lakukan," katanya.

Dampak Wacana Pemerintah

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi menilai bahwa isu kenaikan harga Pertalite dan gas melon atau elpiji ukuran 3 Kg berpotensi menyulut kepanikan berbelanja. Kemudian, ini berisiko menyebabkan kelangkaan di masyarakat.

"Isu itu berpotensi menyulut panic buying. Kelangkaan Pertalite di berbagai SPBU barangkali merupakan panic buying setelah mengetahui isu tersebut," kata Fahmi.

Saat ini, isu kenaikan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram kian nyaring terdengar, meski pemerintah secara resmi belum memutuskan apakah harga dua komoditas energi itu benar-benar jadi naik.

Fahmy meminta supaya harga Pertalite dan gas melon tidak dinaikkan dalam waktu dekat. Pemerintah perlu menunggu sampai harga minyak dunia sudah mencapai keseimbangan pasar.

"Kenaikan Pertalite dan gas melon akan menaikkan inflasi dan makin memperburuk daya beli masyarakat serta memperberat beban rakyat, terutama rakyat miskin," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan ekonom dari Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet.

Dia mengatakan tanpa memasukkan faktor kenaikan harga Pertalite dan elpiji, tekanan inflasi sudah relatif tinggi karena dipengaruhi oleh beragam hal, termasuk di dalamnya kenaikan harga energi global, kebijakan tarif PPN, harga Pertamax yang sudah naik terlebih dahulu dan pola musiman ketika bulan Ramadan.

"Sekarang ditambah wacana kenaikan Pertalite dan elpiji tentu tekanan terhadap inflasi di tahun ini berpeluang semakin lebih tinggi. Tentu yang perlu diwaspadai apakah kenaikan inflasi ini masih bisa dikompensasi oleh daya beli masyarakat," tandas Yusuf seperti dilansir dari merdeka.com.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis:
Editor: Redaksi
Photographer: Istimewa

Baca Juga