Sekilas Info

Putus Sekolah Picu Masalah Sosial di Belawan

Cover buku "Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah".
Cover buku "Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah".
Medan - Putus sekolah tidak hanya memupus cita-cita, tetapi juga memicu masalah sosial di Belawan. Daerah pesisir di Kota Medan ini, menyumbang angka putus sekolah mencapai 1.500 anak. Pemerintah Kota Medan tidak cukup membangun infrastruktur untuk membangun daerah Belawan.

Pembangunan infrastruktur tidak akan berhasil memutus mata rantai kemiskinan di Belawan, jika faktor sumber daya manusia tidak diperbaiki. Pesan ini disampaikan Dedy Hutajulu salah satu penulis buku “Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah" di Kafe Seafood Bang Tamrin, Belawan, Selasa (21/12/2021).

Lebih lanjut Dedy mengatakan, anak-anak di Belawan memasuki kehidupan yang kelam begitu mereka berhenti bersekolah. Mereka terjebak dalam perkawinan anak, narkoba, pencurian, prostitusi, tawuran, dan kejahatan sosial lainnya.

“Jika kita sering membaca maraknya aksi kejahatan yang dilakukan remaja tanggung di Belawan, itu dampak langsung karena mereka putus sekolah,” tegas Dedy.

Dedy mengatakan dalam lima tahun terakhir, di Kelurahan Belawan 2, terdapat sedikitnya 200 pengantin anak. Angka ini menguatkan data penelitian UNICEF, BPS, Bappenas dan Puskapa UI 2018 yang menyebut 1 dari 9 anak perempuan menikah.

Bahkan perempuan usia 20-24 tahun telah menikah sebelum usia 18 tahun mencapai 1,2 juta jiwa. Data ini menempatkan Indonesia peringkat 10 negara dengan angka absolut perkawinan anak tertinggi di dunia.

Buku “Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah” dipublikasikan oleh Gugah Nurani Indonesia (GNI). Ditulis dengan gaya bertutur, buku ini membawa pembaca pada kisah-kisah dramatis soal anak-anak remaja yang terpaksa menjadi orang tua di masa belia.

"Mereka hidup dalam berbagai penderitaan sebagai impas dari perkawinan yang di dalamnya mereka belum memiliki kemandirian baik secara ekonomi, sosial dan emosional," urai Dedy.

Bahkan, buku ini juga mengungkap fakta bagaimana putus sekolah melahirkan perkawinan anak, dan perkawinan anak berujung cerai dan kawin lagi.

"Kawin cerai itu kemudian menciptakan kemiskinan baru dan keluarga-keluarga baru yang berpotensi juga rentan gagal," jelasnya.

Buku ini juga dilengkapi dengan analisis dan pendapat dari sejumlah ahli, seperti ahli kandungan dokter Binarwan Halim, psikolog Irna Minauli, psikiater Wijaya Taufik dan Dosen Antropologi Unimed Rosmaradana.

Meski di awali dengan kisah-kisah dramatis yang menggambarkan dampak negatif dari putus sekolah, penulis buku ini juga memberi sajian baru yaitu menyisipkan ide pengharapan.

Cover buku
Cover buku "Belawan, menyelamatkan anak dari Ancaman Putus Sekolah”

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Devis Karmoy
Editor: Redaksi

Baca Juga