Sekilas Info

Kenaikan Harga Beras Tak Terkendali, PSI Alor Duga Ada Kartel

Politisi PSI Kabupaten Alor Supriadi Djae

Alor - Kenaikan harga beras di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Alor, NTT disorot politisi PSI Kabupaten Alor, Supriadi Djae.

Dia menduga, ada kartel beras yang sedang bermain mengendalikan harga. Mantan pengurus DPP Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) itu meminta Pemkab Alor, Pemprov NTT, dan pemerintah pusat turun tangan dengan melakukan Operasi Pasar.

Supriadi Djae yang juga mantan Ketua DPD IMM NTT itu mengatakan, masyarakat dirugikan akibat kenaikan harga beras itu. Gejolak harga beras itu menyebabkan beban keuangan kelurga masyarakat Alor semakin bertambah.


Baca juga:
Kliennya Dihujat AYG Resmi Somasi Bupati Alor


"Saya menduga ada kartel beras yang bermain pada peristiwa kenaikan harga beras ini. Ini sangat merugikan masyarakat. Situasi ekonomi masyarakat masih rapuh, kenaikan harga beras ini makin mengganggu dapur masyarakat Alor," katanya dalam keteranganya, Jumat (03/03/2022).

Supriadi meminta pemerintah turun tangan. Kartel harga beras hanya bisa dihentikan dengan intervensi dan sikap tegas pemerintah. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari permainan klaster beras yang mengendalikan harga.

"Kami minta pemerintah gandeng Bulog lakukan operasi pasar (OP) dengan jual harga beras dengan kualitas baik. Jangan biarkan harga ini dikendalikan kartel," ujarnya.


Baca juga:
Polisi Telah Gelar Perkara Ketua DPRD Alor, Singh Terancam Pasal 351 KUHP


Dia juga meminta Bupati Alor dan DPRD Alor mengakhiri konflik politik. Menurut dia, kenaikan harga beras bisa jadi disebabkan karena memanfaatkan situasi dimana Bupati Alor dan DPRD Alor tengah konsentrasi berkonflik satu sama lain.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Devis Karmoy
Editor: Devis Karmoy

Baca Juga