Warga Rampas Tanah Kuburan untuk Rumah, Desa Nangahale Terancam Kehilangan Tempat Pemakaman!
 
                Oleh Faidin*)
Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, kini diguncang masalah serius. Lahan pekuburan yang seharusnya jadi tempat terakhir penuh penghormatan, malah terus tergerus oleh ekspansi rumah warga.
Ironisnya, pelaku perampasan lahan itu bukan orang asing, melainkan warga desa sendiri. Dengan dalih kebutuhan rumah, pekarangan diperluas tanpa peduli bahwa tanah tersebut adalah milik bersama.
Akibatnya, area pekuburan yang berada di sebelah timur pemukiman, persis di bawah lapangan sepak bola, makin sempit dan terhimpit bangunan. Pertanyaan besar pun muncul: jika tanah pemakaman habis, ke mana kelak warga akan dimakamkan?
Fenomena ini bukan sekadar soal ruang kubur, tapi juga martabat komunitas. Apakah demi ambisi pribadi, warga rela “mengusir” leluhur dari tanah terakhir mereka?
Pemerintah desa bersama tokoh adat dan agama didesak segera turun tangan. Tanah pekuburan bukan lahan dagangan, apalagi halaman rumah. Jika pembiaran terus terjadi, generasi mendatang bisa kehilangan ruang penghormatan terakhir bagi orang yang telah tiada.
Desa Nangahale kini dihadapkan pada pilihan: menjaga warisan leluhur atau membiarkan keserakahan menghapus batas terakhir martabat manusia.
 
                                                            







 
                     
                    
Komentar