Menulis: Mengasah Bakat atau Hasil Keseriusan?
Menulis: Mengasah Bakat atau Hasil Keseriusan?
Oleh: Dedy Hutajulu
Menulis, sebuah keterampilan yang bisa menjelma menjadi bakat. Namun, apakah bakat yang secara mutlak menentukan seorang individu dapat menjadi penulis ulung? Pertanyaan ini kerap mengundang perdebatan di kalangan penulis dan pecinta sastra.
Sebagai seorang penulis yang dulunya tak memiliki kecintaan pada dunia tulis-menulis, saya berpendapat bahwa menulis bukan semata-mata soal bakat, melainkan lebih banyak ditentukan oleh keseriusan dan konsistensi dalam berlatih.
Pertama-tama, saya ingin menegaskan bahwa saya bukanlah seorang penulis yang lahir dengan bakat menulis yang luar biasa. Saya bahkan meragukan kemampuan saya dalam merangkai satu kalimat. Teman-teman saya dulu pun tak pernah berpikir bahwa saya akan mampu menghasilkan sebuah artikel, sekalipun hanya sebuah coretan sederhana.
Baca juga: Cara Masyarakat Desa Bulu Cina Lepas dari Jerat Rentenir
Namun, seiring berjalannya waktu, saya perlahan-lahan menemukan passion dalam menulis. Saya menyadari bahwa menulis adalah proses panjang yang membutuhkan dedikasi dan latihan yang berkelanjutan.
Saya belajar melalui berbagai upaya dan usaha, merasakan keletihan dan kebosanan di sepanjang perjalanan. Namun, semua itu adalah bagian dari proses yang penting dalam mengasah kemampuan menulis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bakat dapat memberikan keuntungan awal dalam menulis. Namun, sejauh pengalaman saya, keseriusan dan ketekunan jauh lebih berpengaruh dalam mencapai kemahiran menulis yang bermutu.
Saya telah melihat banyak penulis yang memiliki bakat alami tetapi tidak pernah mengembangkan keterampilan mereka karena kurangnya komitmen dan usaha yang konsisten.
Baca juga: Putus Sekolah Picu Masalah Sosial di Belawan
Komentar