Sekilas Info

Tenun Timor Penyangga Ekonomi Desa Nekemunifeto

Pengeringan benang yang telah dicelup dengan bahan pewarna alami oleh kelompok Tenun di Desa Nekemunifeto, Timor Tengah Selatan, NTT.

Nekemunifeto - Nusa Tenggara Timur (NTT) memang layak disebut provinsi Pecinta Budaya. Wajar, karena masyarakat NTT pada umumnya secara turun temurun masih melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan budayanya.

Salah satu dari sekian banyak nilai nilai budaya yang masih dilestarikan bahkan sudah tembus ke pasar manca negara adalah kain tenun Timor.

Bahkan dalam kesehariannya, warga Timor (sebutan bagi penduduk di daratan pulau Timor, NTT) selalu mengenakan tenunan dalam beraktifitas. Termasuk saat bercocok tanam, bepergian ke kota maupun menyeberang lautan, tenunan khas Timor selalu melekat bak teman hidup. Dan itulah ciri khasnya.


Baca juga:
Penelusuran Terkait “Healing” dan “Desa Wisata” Meningkat Dibanding Tahun Sebelumnya


Sebagai salah satu kerajinan tangan yang dilestarikan dari waktu ke waktu ini, tidak saja digunakan dalam kegiatan adatiah, namun kini menjadi sumber ekonomi masyarakat NTT.

Sebut saja tenunan asal Desa Nekemunifeto. Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur itu, masih dilestarikan hingga saat ini.

Bakal bahan pewarna alami yang diperoleh penenun benang asli Timor oleh kelompok tani Enokono, desa Nekemunifeto, Kecamatan Mollo Tengah, kabupaten Timor Tengah Selatan. Gbr. Dokmentasi Desa Nekemunifeto

Tenunan bagi warga Desa Nekemunifeto merupakan salah satu sumber ekonomi di Desa.

Tidak sekedar mengejar kuantitas, para penenun di Desa yang tergolong jauh dari perkotaan (Soe, ibukota TTS) itu, juga tetap menjaga kualitas hasil tenunnya dengan menggunakan bahan pewarna alami.


Baca juga:
Potensi Wisata di Desa Liang Pematang Harus Dikembangkan


Bahkan kelompok pencelupan tani Enokono Desa Nekemunifeto pun telah mengikuti pelatihan dan memperoleh Sertifikat dari Yayasan Warlami (Perkumpulan Warna Alami Indonesia) yang yang bekerjasama dengan Bakti BCA.

Sertifikat Penghargaan yang diperoleh kelompok Penenun warna alami dari Yayasan Warlami

"Menyangkut tenun itu (penenun) menggunakan bahan (pewarna) alami. Para penenun juga sudah pernah mendapatkan pelatihan dari Yayasan Warlami di Soe, kabupaten TTS," ujar Kepala Desa Nekemunifeto Aner YM Sanam kepada warta desa dailyklik belum lama ini.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Devis Karmoy
Editor: Devis Karmoy

Baca Juga