Refleksi 77 Tahun TNI: Sinergi dan Integrasi Nasional Sebuah Keniscayaan
![](https://www.dailyklik.id/wp-content/uploads/2022/10/png_20221005_160238_0000-1.png)
Refleksi 77 Tahun TNI: Sinergi dan Integrasi Nasional Sebuah Keniscayaan
Oleh: Dr Rasminto
Hari ini tepat 77 tahun yang lalu, lahir Tentara Nasional yang terbangun atas kemanunggalan dengan rakyat, berkaca pada perjalanan sejarah bangsa.
Perang kemerdekaan Republik Indonesia menjadi batu ujian dan pembelajaran sangat berharga kepada kita sebagai sebuah bangsa, dimana pada setiap Palagan kita dapat unggul dan memenangkannya dengan militansi perjuangan militer Indonesia dan dukungan segenap rakyat Indonesia.
Refleksi perjalanan panjang sebagai sebuah bangsa, Indonesia telah melampaui sejarah perjalanan panjangnya.
Indonesia juga merupakan negara yang melimpah kekayaan sumberdaya alamnya, namun kita perlu refleksikan bahwa dalam sejarah perjalanannya kita mengalami kutukan sumberdaya atau “paradox of plenty” yang menjadi rebutan oleh negara-negara agresor akan kekayaan sumberdaya di bumi Indonesia.
Akibatnya, kita sebagai sebuah bangsa dan negara mengalami penderitaan berupa konflik dalam negeri maupun penjajahan yang panjang.
Sehingga, pengalaman masa lalu diperlukan kebijaksanaan berupa perumusan kebijakan politik dan ekonomi jangka panjang dalam pengelolaan negara dengan good governance dan kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa guna terbangun stabilitas politik yang kondusif dan kemakmuran rakyat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kini, Indonesia sebagai negara berdaulat, namun memiliki berbagai ancaman potensial dan persaingan dalam berbagai sektor. Sehingga, kondisi ini harus dirumuskan dengan pikiran dan hati jernih dalam bernegara.
Sebab, dengan hanya mengandalkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sendiri, tentunya tidak akan mampu dalam menghadapi musuh apabila terjadi perang terbuka.
Maka sangat diperlukan strategi perlawanan kesemestaan, yang meliputi pembangunan SDM TNI professional, Alutsista modern dan adaptif untuk melaksanakan perlawanan dan menjaga kedaulatan bersama kemanunggalan dengan rakyat.
Baca juga:
Perempuan dalam Kesetaraan Politik, Menyongsong Pemilu 2024
Selain itu, diperlukan sinergi seluruh matra dan komponen pertahanan negara dalam membangun kesiapan wilayah dalam menjaga kedaulatan negara.
Pengalaman kita sebagai bangsa betapa mengajarkan pelajaran pahit dijajah oleh bangsa asing dahulu karena politik adu domba atau “devide et impera”. Maka, kata kunci dalam menghadapi ancaman tersebut dengan senantiasa kita mawas diri dan perkuat persatuan serta kesatuan sebagai sebuah bangsa.
Selain itu, berdasarkan lingkungan strategis (lingstra) menunjukan bahwa konstelasi spektrum ancaman yang semakin kompleks dan multidimensional.
Dimana ancaman tidak lagi berupa ancaman militer konvesional, namun juga adanya ancaman nir militer dengan pengaruh letak geografis kita berada pada posisi “ring of fire” yang memungkinkan potensi ancaman bencana alam.
Komentar