Eksotik Budaya Rebu-rebu dan Lau Mentar Canyon di Desa Liang Pematang

Liang Pematang - Keunikan budaya Rebu-rebu sesungguhnya terletak pada terhentinya aktivitas warga selama dua hari, baik sebelum maupun sesudah pesta budaya Rebu-rebu itu terlakana. Budaya ini masih tetap dilestarikan oleh Desa Liang Pematang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu.
Desa dengan ketinggian 1800 dari permukaan laut (DPL) ini memiliki sebutan lain yaitu Rumah Liang. Negeri berpenduduk 60 Kepala Keluarga (KK) itu, berjarak 70 kilometer dari Kota Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Di Rumah Liang terdapat Tugu Juang yang dibangun oleh seorang pejuang bernama Usman Mansur pada tahun 1982, dan hingga kini masih dirawat dengan baik. Tugu Juang berada persis di pintu masuk Desa Liang Pematang.
Selain menyimpan keunikan budaya dan pariwisata, desa yang memiliki luas wilayah 2.600 ha ini termasuk sebagai sentra penghasil padi, bawang merah dan cabe. Bahkan belakangan warga mulai membudidaya salak dan karet serta kepala sawit.
Kepala Desa Liang Pematang Bahagia Tarigan, menyebutkan bahwa di desanya tersembunyi air terjun dan aliran sungai berwarna biru yang menghiasi kawasan wisata alam, yang telah di kenal dunia luar.
"Aliran sungai berwarna biru itu kemudian menjadi santer, saat ini orang orang mengenalnya dengan nama Lau Mentar Canyon," ujar Bahagia Tarigan, Kades dua periode yang berpengalaman 20 tahun sebagai sales pada salah satu perusahaan Cat di Semarang, Jawa Barat.
Bahagia berharap, kelak nanti ketika ia tidak lagi memimpin Desa Liang Pematang, warga dapat merawat sumber daya alam yang terdapat di wilayah ini termasuk melestarikannya, sehingga kelak dapat menopang ekonomi warga dan generasi penerus Rumah Liang.
Komentar