Warga Polisikan Oknum Lurah di Medan, Diduga Terlibat Kasus Penganiayaan
Medan - Oknum Lurah Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan inisial HH diduga terlibat dalam kasus penganiayaan secara bersama-sama yang dialami Putra Maqriv Ad, warga Jalan Kapten M Jamil Lubis, Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Rabu (10/11/2021) sekira pukul 17.30 WIB.
Usai mengalami penganiayaan malam itu, korban lalu melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Percut Sei Tuan dengan nomor STTLP/2202/XI/2021/SPKT Percut tanggal 10 November 2021 sekira pukul 22.34 WIB.
"Awalnya saya sedang duduk di depan rumah tetangga saya, lalu lewat salah seorang anak muda berpakaian OKP jadi saya bertanya, bang kamu gabung di (menyebut nama OKP) mana, lantas dijawab oleh dia, kenapa rupanya," ujar Putra kepada jurnalis saat dikonfrimasi, Kamis (11/11/2021) siang.
Setelah tegur sapa itu berlalu, lanjut Putra, pelaku kemudian memanggil rekan-rekan lainnya, yang akhirnya berjumlah lima orang, lalu terjadi saling dorong hingga penganiayaan bersama sama. Kejadian itu sempat dilerai oleh beberapa warga yang ada di tempat kejadian perkara.
Salah seorang pelaku penganiayaan, sebut Putra, menelepon seseorang yang mereka sebut sebagai pimpinannya.
Lalu, datanglah HH sebagai Lurah Bantan Timur, kata korban, menggunakan mobil Inova Venturer warna hitam lengkap pakaian seragam Korpri, kemudian bertindak arogan bak preman. HH, kata Putra, turut mengajak para pelaku untuk menyerang dirinya.
"Dia bilang ayo serang, serbu, serbu, saat masih memakai seragam Kopri," jelasnya.
Korban mengaku saat peristiwa penganiayaan itu terjadi, istri korban NSL dan mertuanya SDB turut menyaksikan, bahkan istri korban, NSL ikut menjadi korban lemparan batu.
"Mereka mencoba lerai tapi pelaku menyerang dengan membabi buta," pungkasnya.
Akibat penganiayaan yang dialaminya, Putra mendesak Wali Kota Medan untuk menindak tegas oknum Lurah HH.
"Pak Wali Kota Medan (Bobby Nasution) harus menindak aparaturnya yang berkelakuan ala preman, ini tidak baik karena merusak citra Medan Berkah," pintanya.
Komentar