Jatah Pupuk Bersubsidi Dikurangi, Petani di Binjai Selatan Mengeluh

Binjai - Sejumlah petani di Binjai Selatan, Kota Binjai mengeluhkan kebijakan distributor yang diduga mengurangi jatah pupuk bersubsidi di tempat mereka. Akibatnya petani merasa kuatir dengan adanya pengurangan pupuk karena bisa berdampak terhadap hasil panen mereka tahun ini.
"Ini petani di tempat kita sekarang semuanya sudah ribut karena jatah pupuk dikurangi lebih dari hampir separoh dari kuota yang seharusnya bisa diterima," kata Dejon Sembiring, Bendahara Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar Jaya di Kecamatan Binjai Selatan, Rabu (10/11/2021) siang.
Dejon menjelaskan bahwa pihaknya sudah mempertanyakan pengurangan jatah pupuk ke pihak Distributor terhadap alasan pengurangan jatah pupuk bagi petani di Binjai Selatan. Namun tetap saja, sebut Dejon, tidak mendapat kepastian, termasuk apakah pupuk dapat di salurkan sesuai quota.
"Kami sudah melaporkan hal ini ke pemerintah terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian untuk dicarikan solusinya. Karena kalau tidak ada pupuk bagaimana dengan nasib petani kami disini," sebutnya.
Bendahara KSU Mekar Jaya ini pun menduga kelangkaan pupuk di tempat mereka akibat ulah oknum penyalur nakal yang sengaja tidak membagikan secara rata pupuk bersubsidi. Sebab itu, dia meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas kelangkaan pupuk bersubsidi di Binjai Selatan.
"Kita minta aparat penegak hukum untuk mengusut secara tuntas. Agar tidak ada lagi yang berani-berani memainkan pupuk bersubsidi untuk mencari keuntungan pribadi," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Koordinator KSU Mekar Jaya, M Adnan. Kata Adnan, berdasarkan Rekapitulasi Kebutuhan Pupuk Bersubsidi (RKPB), seharusnya tahun ini anggota KSU Mekar Jaya mendapat jatah pupuk jenis Urea sebanyak 45 ton. Kenyataannya hingga akhir tahun ini mereka baru memperoleh 20 ton pupuk Urea.
"Luas areal pertanian kita ada sekitar lebih kurang 400 hektar. Tapi pupuk orea yang kita terima baru ada 20 ton. Jadi bagaimana kami bisa membagikannya kepada petani," katanya.
Komentar