Sekilas Info

Sepi Pembeli Akibat PPKM, Kini Penenun Uis Karo Kembali Bergairah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Salah seorang penenun Uis Karo di Binjai tampak sedang menenun di alam terbuka karena belum memiliki tempat bertenun. Foto diabadikan, Senin (18/10/2021).
Binjai - Situasi pandemi COVID-19 meski berangsur mulia berlalu, namun dampaknya telah mengakibatkan banyak sektor usaha menjadi lesu, termasuk sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Salah satu usaha ditengah masyarakat yang turut tergerus adalah usaha para penenun Ulos Karo, atau yang lebih dikenal dengan sebutan kain selendang Uis Karo.

Hal itu dirasakan Kelompok Penenun Uis Karo, Karya Bunda di Binjai. Kepada wartawan Ketua Kelompok Penenun Uis Karo, Ade Fitri menuturkan bahwa sejak pemerintah memberlakukan larangan menggelar pesta, disitu pula permintaan konsumen terhadap Uis Karo ikut berkurang.

"Biasanya banyak permintaan Uis Karo kalau ada pesta-pesta besar. Tapi sejak ada larangan menggelar pesta-pesta otomatis permintaan jadi berkurang," tuturnya, Senin (18/10/2021).

Baca juga: Demi Melestarikan Ulos, Satika dan Penenun di Tapanuli Utara Terus Berkarya

Baca juga: Belanja Tenun Ikat Senilai Rp40 juta, Dian Oerip Bangga Atas Karya Penenun Alami Ummapura

Pun begitu, kata Ade Fitri, melalui kelompok usaha Karya Bunda, para penenun Uis Karo optimis dan kini usaha mereka mulai bergeliat lagi, termasuk pasca pemerintah melonggarkan aturan PPKM dan memperbolehkan warga menggelar pesta adat.

"Semoga dengan mulai diperbolehkan digelarnya pesta-pesta kembali, maka permintaan Uis Karo kembali normal," ujarnya.

Ade juga menyebut para penenun Uis Karo yang tergabung di Kelompok Karya Bunda terus bertambah dan kini berjumlah 25 penenun. Uniknya, para penenun Uis Karo disini seluruhnya berasal dari Suku Batak.

"Harga selendang Uis Karo ini kalau dijual di pasaran bervariasi, tergantung bahan, motif sama tingkat kesulitan proses pembuatannya," jelasnya.

Untuk yang paling mahal, lanjut Ade, Uis Karo berbahan sutra bisa dijual dengan harga Rp4,5 juta per lembar. Dan yang paling murah dapat dibandrol dengan harga Rp200 ribu per lembar.

"Untuk bahannya kita pesan dari Kaban Jahe (Tanah Karo) dan Pancur Batu (Deli Serdang). Dan penjualannya masih sekitar Sumatera Utara serta ada juga kita jual secara online," ungkapnya.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Bayu D Aditama
Editor: Redaksi
Photographer: Bayu Aditama

Baca Juga