Pernyataan HWPL tentang Krisis Hak Asasi Manusia di Myanmar
Kami, Budaya Surgawi, Perdamaian Dunia, Pemulihan Cahaya (HWPL), mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas situasi di Myanmar yang telah menimbulkan korban jiwa dan menjadi ancaman berat bagi hak asasi manusia.
Tindakan militer Myanmar baru-baru ini untuk menekan aksi unjuk rasa masyrakat tanpa kekerasan telah menyebabkan puluhan korban tewas dan ratusan korba luka. Jumlahnya masih terus meningkat.
Nyawa manusia tidak boleh diremehkan dalam keadaan apapun. Tidak ada konflik kepentingan yang dapat membenarkan kekerasan terhadap warga sipil, dan tidak ada kepentingan kelompok mana pun yang dapat lebih diutamakan daripada nyawa manusia.
Penggunaan kekerasan untuk menekan protes damai dan membungkam suara untuk perubahan, bertentangan dengan keinginan rakyat Myanmar. Negara harus menunjukkan sikap menghormati hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi rakyat.
"Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita menginginkan perdamaian tetapi tetap memprovokasi satu sama lain, menimbulkan konflik demi menghargai kepentingan bangsa sendiri daripada yang lainnya. Ini hanya akan merenggut nyawa pemuda-pemudi, menyia-nyiakan mereka dalam perang. Ini bukanlah warisan yang bisa kita tinggalkan bagi generasi masa depan." — Man Hee Lee, Ketua HWPL dan Veteran Perang Korea
Selain itu, para pihak yang bersangkutan dan para pengunjuk rasa harus menyatakan penyesalan atas kejadian terkini kepada semua bangsa serta berkomitmen untuk berpartisipasi dalam dialog untuk solusi damai.
Kami yakin masyarakat internasional akan mendukung upaya ini sehingga akan berkontribusi pada kestabilan dan perdamaian di Asia Tenggara dan seluruh dunia.
Kami, HWPL, bersama dengan para anggota kami di seluruh dunia sangat prihatin tentang kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil akibat meningkatnya kekerasan di Myanmar. Perhatian internasional difokuskan pada Myanmar, dan sejarah akan mengingat momen-momen ini.
Komentar