Mengharukan, di Usia yang Renta Usman Masih Melakukan Ini
Ende - Hidup sebatang kara. Untuk menyambung hidup, Usman di setiap harinya harus memilih untuk bekerja lebih keras lagi. Dengan kondisi dan umur yang sudah renta. Bapak berusia 60 tahun itu setiap harinya menjajaki sekitar lima kilometer pegunungan dan lembah yang jauh dari pemukiman tempat tinggalnya untuk mencari kayu bakar.
Usman adalah warga Desa Kazokapo. Saat ini tinggal di Desa Ndoriwoi kecamatan Pulau Ende Kabupaten Ende, NTT setelah menikahi istrinya yang berdomisili disana.
Tepat pada 18 Agustus 2020. Tidak sengaja saya bertemu beliau di pegunungan Pulau Ende. Saya sedang melakukan perjalanan untuk merayakan hari kedua perayaan kemerdekaan RI ke-75. Saya tersentak dan kaget melihat pria paruh baya itu sedang menebang ranting-ranting kayu. Tanpa banyak alasan, saya langsung mendatangi beliau dan berbincang-bincang sejenak.
Baca juga: Bantuan Presiden kepada 9,1 Juta Pelaku Usaha Mikro dan Kecil Dibagikan Minggu Depan
Selain untuk dijadikan Kayu bakar. Ranting Kayu-kayu tersebut adalah salah satu penghasilan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Seumuran saya begini tidak mesti memilih pekerjaan. Ranting Kayu-kayu ini tidak hanya dijadikan kayu bakar. Tetapi saya juga menjualnya ke tetangga untuk bisa membeli kebutuhan sehari-hari seperti beras dan ikan," kata Usman.
Lanjut Usman, bahwa ia tidak setiap harinya menapaki gunung tersebut. Butuh waktu satu atau dua hari untuk kembali kesana karena mengingat kondisinya yang sudah renta. Dan untuk seharinya ia hanya bisa mengumpulkan satu atau dua ikat kayu.
"Satu hari, saya hanya bisa mengumpulkan satu atau dua ikat kayu. Karena saya memikulnya sendirian, jadi saya harus bolak balik lagi ambil kayu tersebut," tuturnya.
Keadaan hidup terus menerus memaksa dirinya untuk beradu. Seperti Usman yang menolak untuk diam karena ada tanggung jawabnya yang harus Ia penuhi.
Yah, begitulah keadaannya sekarang nak. Jika kita tidak berusaha, setiap harinya kita makan apa. Apalagi hanya saya dan istri di rumah," tutup Usman dengan nada lemas.
Komentar