Sekilas Info

Lokakarya Edukasi Karhutla Sinar Mas Diikuti Ratusan Guru di Kalimantan dan Papua

Para guru di Kalimantan dan Papua tengah mengikuti lokakarya edukasi pencegahan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) secara virtual pada Sabtu (8/8/2020) akibat Covid-19 yang masih melanda tanah air.

Jakarta - Ratusan guru di Kalimantan dan Papua berpartisipasi dalam lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla (kebakaran hutan dan lahan) yang diselenggarakan Sinar Mas Agribusiness and Food.

Corporate Communications Executive, Group Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food, Beni Wijaya dalam siaran pers yang diterima redaksi Daily Klik menyebutkan, ini merupakan lokakarya kedua di mana kegiatan serupa diselenggarakan Perusahaan bersama 200 guru dari enam provinsi di Sumatera pada akhir Juli lalu.

Sementara melalui siaran pers yang sama Managing Director Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food Agus Purnomo mengemukan, lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran buku cerita Rumbun dan Sahabat Rimba pada awal 2020.

Tujuannya kata Agus, adalah agar anak-anak dapat belajar memahami dampak karhutla dan cara pencegahannya melalui proses edukasi yang menarik dan menyenangkan.

“Setelah sukses dengan lokakarya virtual edukasi pencegahan karhutla pertama di Sumatera, kami ingin memperluas dan memberikan kesempatan yang sama kepada para guru di Kalimantan dan Papua," ujar Agus.

"Harapannya, anak-anak dari ujung Barat dan Timur Indonesia dapat memahami pentingnya mencegah karhutla dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Sehingga kelak ketika mereka dewasa, kejadian karhutla dapat dihindari,” pungkasnya.

Dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, pelaksanaan kegiatan lokakarya ini menghadapi tantangan tersendiri.

"Rencana awal, kegiatan akan dilakukan melalui tatap muka langsung. Namun, penyesuaian dilakukan dari berbagai sisi termasuk mengubah konsep pelaksanaan menjadi virtual. Selain itu, konektivitas internet yang bervariasi di tanah air juga menjadi perhatian tersendiri," kata Beni Wijaya.

Beni melanjutkan, ditambah perbedaan waktu wilayah Kalimantan dan Papua, membuat beberapa peserta harus memulai kegiatan lebih pagi, pungkasnya.

Penulis: Devis Karmoy
Editor: Redaksi
Photographer: Sinar Mas

Baca Juga