Usul Nobel Ekonomi untuk Jokowi, KPNEJ: Jokowi Membangun Ekonomi Masyarakat Pinggiran
Medan – Ketua Komite Pengusul Nobel Ekonomi untuk Jokowi (KPNEJ)/The Commitee Propose of Nobel Economy for Jokowi (CPNEJ) Yonge Sihombing menyebutkan, karya nyata presiden Joko Widodo (Jokowi) 'mendobrak', tembok - tembok penghambat pemerataan pembangunan ekonomi di Indonesia.
“Tema yang kami usung dan sampaikan kepada Komite Nobel dan Panitia Nobel adalah "Jokowi Membangun Ekonomi Masyarakat Pinggiran Indonesia". Tema ini, sekaligus merupakan bukti karya nyata besar Jokowi di bidang ekonomi,” sebut Yonge kepada Daily Klik, Jumat (24/7) di Medan.
Komite Pengusul Nobel Ekonomi Untuk Jokowi optimis nama Presiden Joko Widodo akan masuk dalam daftar nominator pemenang kompetisi hadiah Nobel Ekonomi tahun 2020.
“Presiden Joko Widodo telah berhasil mengatasi distorsi pembangunan yang selama ini sulit teratasi,” katanya.
Selain itu, Yonge menuturkan, Presiden Jokowi telah melakukan loncatan perubahan pembangunan ekonomi, dari Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris dan Pinggiran Sentris.
“Karena itu, kami mengusulkan Jokowi sebagai nominator penerima nobel di bidang ekonomi, dengan konsentrasi pembangunan ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia,” tuturnya.
Komite menurut Yongke menilai Presiden Jokowi telah membangun ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia. Hal itu ditandai dengan pembangunan ekonomi Indonesia dari wilayah pinggiran Indonesia, seperti wilayah perbatasan Indonesia, wilayah pulau-pulau terluar Indonesia, dan wilayah pedesaan Indonesia.
“Selama ini mereka tidak tersentuh, tetapi Presiden Joko Widodo mampu membangun ekonomi masyarakat di Wilayah pinggiran Indonesia,” jelas Yonge.
"Wilayah pinggiran Indonesia selama ini merupakan wilayah kantong kemiskinan dan pengangguran di Indonesia", katanya.
Petimbangan lain menurut Komite, kata Yonge, Jokowi mampu membuat sistem satu harga BBM di seluruh wilayah NKRI, termasuk di wilayah pinggiran Indonesia. Jokowi membangun ekonomi dengan membangun infrastruktur ekonomi, seperti halnya jalan (tol), jembatan, pelabuhan, terminal, bandara, listrik, waduk, irigasi, perumahan, membagi sertifikat tanah, dan lainnya.
“Bahkan Presiden Joko Widodo telah menetapkan pemindahan Ibu Kota Negara, dan saat ini telah dimulai pembangunan Ibu Kota Negara yang baru di Palangkaraya, Kaltim,” ungkap Yonge.
Dikatakan dia, ini merupakan bukti karya nyata besar Presdien Joko Widodo membangun ekonomi masyarakat pinggiran Indonesia. Termasuk juga pembangunan Kawasan Danau Toba, sebagai tujuan wisata dunia.
Berdasarkan laporan World Bank, tambah Yonge Sihombing, Indonesia saat ini telah masuk dalam daftar negara middle upper income, atau negara berpendapatan menengah ke atas, sebuah prestasi bagi Indonesia.
“Karena itu, Kami optimis, Komite Nobel di Oslo Norwegia, akan melirik nama Presiden Joko Widodo sebagai nominator peraih nobel ekonomi tahun 2020,” ujarnya.
Indonesia selama ini, kata dia, belum pernah meraih nobel, termasuk nobel ekonomi, padahal ada 3 orang peraih nobel ekonomi tahun 2019, yang meraih nobel, dengan wilayah risetnya di Indonesia.
“Kami tidak akan berhenti mengusulkan nama Presiden Joko Widodo untuk meraih nobel ekonomi. Jika tahun ini belum berhasil, kami akan tetap mengusulkan nama beliau sebagai penerima nobel ekonomi pada tahun berikutnya", kata Yonge.
Memang dimasa pandemi wabah covid 19 ini, kata Yonge Indonesia sedang mengalami banyak kesulitan, termasuk kesulitan di bidang ekonomi, namun kesulitan ini tidak membuat kita menyerah dan berdiam.
“Kita harus tetap tegar, tabah, sabar, dan terus bekerja dan belajar, sembari tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan,” pungkasnya.
Yonge menambahkan, tidak hanya untuk Jokowi Komite juga akan terus bekerja dan berjuang untuk mengusulkan putra putri terbaik bangsa sebagai peraih nobel, sebab putra putri Indonesia tidak kalah karyanya dengan bangsa lain di dunia.
Komentar